tag:blogger.com,1999:blog-43605528921986496552024-03-14T03:23:39.830-07:00ilmu perpustakaankita hidup perlu yang namanya ilmu
maka dimanapun kita yang namanya ilmu kita cari
belajarlah dari orang-orang sukseshttp://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-4360552892198649655.post-424045079913171602012-11-27T21:15:00.002-08:002012-11-27T21:15:40.147-08:00PERPUSTAKAAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR DAN INFORMASIPERPUSTAKAAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR DAN INFORMASI
Memahami Hakikat Perpustakaan
Jika kita memasuki suatu perpustakaan, yang pertama kita lihat adalah jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara rapi di rak buku, rak majalah, maupun rak-rak bahan pustaka lain. Bahan-bahan pustaka tersebut diatur menurut suatu system tertentu sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menemukan kembali bahan pustaka yang di perlukan. Pertanyaan yang timbul adalah apakah setiap jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara sistematis boleh disebut perpustakaan? Jadi, masih banyak orang yang mengasosiasikan perpustaakaan itu dengan buku-buku, sehingga setiap tumpukan buku pada tempat tertentu disebut perpustakaan. Maka dengan kata lain, apakah sebenarnya perpustakaan itu? Banyak batasan atau pengertian yang disampaikan tentang perpustakaan di antaranya dijelaskan berikut ini:
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).
Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti tercantum dalam Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Maka secara sederhana pengertian perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buka yang dapat dimamfaatkan oleh pemakai (guru/dosen, siswa/mahasiswa, dan masyarakat ) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. Jika dilihat dari pengertian tersebut, hakikat perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi masyarakat. Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa.
Berangkat dari beberapa pengertian di atas, seringnya orang beranggapan dan membayangkan bahwa yang merupakan cirri utama sebuah perpustakaan ialah sekumpulan buku disebuah ruangan. Tentu saja pendapat ini ada benarnya, tetapi tidak mutlak benar. Sebab sebuah ruangan dengan sejumlah koleksi buku mungkin saja bukan perpustakaan, bias took buku, dan bias juga gudang buku. Ciri perpustakaan adalah mengelola sejumlah bahan pustaka. Bahan pustaka bukan hanya berupa buku-buku, tetapi juga berupa bukan buku (nonbook material) seperti majalah, surat kabar, brosur, micro film, peta, globe, gambar, dan banyak lain jenis pustaka. Jumlah bahan pustaka ini tergantung kebutuhannya yang didasarkan pada jumlah pemakainya. Bahan-bahan pustaka tersebut tidak hanya disusun dan disimpan, tetapi dikelola dengan sebaik-baiknya menurut aturan tertentu, seperti inventarisasi,
Diklasifikasi menurut system klasifikasi tertentu, dibuatkan kartu katalog, label buku, kantong buku, kartu buku sehingga siap dipinjamkan kepada siapa saja yang ingin meminjam, khususnya anggota perpustakaan.
Ciri utama sebuah perpustakaan ialah adanya unsur pemakai terhadap koleksi yang dimiliki. Jadi, perpustakaan bukanlah hanya sekedarkoleksi buku, bukaan sekedar”fosil ilmu pengetahuan”, melainkan sebuah koleksi buku yang berfungsi untuk dimanfaatkan. Agar koleksi tersebut dapat dimanfaatkan/digunakan secara efisien, maka koleksiitu harus diproses dan diurus. Terdapat kaitan yang erat antara perbukuan dan pembangunan. Melalui bacaan yang baik, manyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya, memperluas pandanganya, memperluas budi pekertinya dan mematangkan kebudayaannya. Jadi, sesungguhnya membaca telah merupakan kebutuhan dan keharusan dalam hidup modern.
Firdaus, A.Md
Alumni DIII Ilmu Perpustakaan http://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360552892198649655.post-80298004901166938432012-09-05T07:57:00.001-07:002012-09-05T07:57:20.975-07:00<a href="http://1.bp.blogspot.com/-AcqGvMOtsR8/UEdoTy-IHFI/AAAAAAAAAFI/z5SEi_djLMY/s1600/Movie_00014.jpg"><img alt="" border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-AcqGvMOtsR8/UEdoTy-IHFI/AAAAAAAAAFI/z5SEi_djLMY/s400/Movie_00014.jpg" style="clear: both; float: right; margin: 0px 0px 10px 10px;" /></a><div style='clear:both; text-align:RIGHT'><a href='http://picasa.google.com/blogger/' target='ext'><img src='http://photos1.blogger.com/pbp.gif' alt='Posted by Picasa' style='border: 0px none ; padding: 0px; background: transparent none repeat scroll 0% 50%; -moz-background-clip: initial; -moz-background-origin: initial; -moz-background-inline-policy: initial;' align='middle' border='0' /></a></div>http://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4360552892198649655.post-7053016947642726542011-05-11T21:40:00.001-07:002011-05-13T13:31:21.911-07:00arti kata-katape.nge.lo.la.an<br />
[n] (1) proses, cara, perbuatan mengelola; (2) proses melakukan kegiatan tertentu dng menggerakkan tenaga orang lain; (3) proses yg membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses yg memberikan pengawasan pd semua hal yg terlibat dl pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
per.pus.ta.ka.an<br />
[n] (1) tempat, gedung, ruang yg disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dsb; (2) koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yg disimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan<br />
<br />
<br />
ki.ner.ja<br />
[n] (1) sesuatu yg dicapai; (2) prestasi yg diperlihatkan; (3) kemampuan kerja (tt peralatan)<br />
<br />
<br />
pe.ga.wai<br />
[n] pekerja di kantor; karyawan<br />
<br />
[n] (1) orang yg bekerja pd pemerintah (perusahaan, dsb): sekalian -- negeri bersumpah akan setia; (2) kl yg bekerja pd kerajaan: melihat ketangkasan Hang Tuah banyak -- yg kurang senang; (3) ki alat perkakas: menjadikan langit dan bumi tiada dng --; (4) Adm sekelompok orang yg bekerja sama membantu seorang direktur, ketua, dsb mengelola sesuatu: sekarang hebat kamu sudah punya perusahaan sendiri, berapa orang -- nya?<br />
<br />
<br />
pe.ran<br />
[n] (1) pemain sandiwara (film): -- utama; (2) tukang lawak pd permainan makyong; (3) perangkat tingkah yg diharapkan dimiliki oleh orang yg berkedudukan dl masyarakat<br />
<br />
[n] balok yg menghubungkan tiang-tiang rumah di sebelah atas, tempat kasau-kasau bertumpuhttp://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4360552892198649655.post-38561833490802548262011-02-25T01:14:00.001-08:002011-02-25T01:14:31.687-08:00BIBLIOGRAFIIlmu Terapan<br />
<br />
Abuddin nata. (2003). Manajemen pendidikan : mengatasi kelemahan pendidikan <br />
islam Indonesia. Jakarta timur: prenada media. <br />
<br />
Abdul mujib . (2006). kepribadiandalam psikologi islam. Jakarta: Raja Grafindo <br />
Persada. <br />
<br />
AG Subarsono. (2005). Analisis Kebijakan Publik, Teori, Konsep dan Aplikasi.<br />
<br />
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.<br />
<br />
Agus budi wibowo. (2007). Pasar dalam konsep masyarakat aceh. Banda Aceh. <br />
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Poivinsi NAD.<br />
<br />
Agus dharma. (1995). Manajemen prestasi kerja. Jakartautara: Rajawali <br />
<br />
Agus dharma. (2004). Manajemen supervisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada<br />
<br />
Alatas. (2003). Korupsi : sifat, sebab dan fungsi. Jakarta : Media Pratama<br />
<br />
Altier william . (2004). The tinking managemens tool box. Jakarta : Raja <br />
<br />
Grafindo Persada<br />
<br />
<br />
Ali Imron. (2002). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia, Proses Produk dan <br />
Masa Depannya. Jakarta : Bumi Aksara.<br />
<br />
Allea louis A. (1990). Profesi manajemen. Jakarta : Erlangga<br />
<br />
Andrews Kenneth r . (1992). Konsep strategis perusahaan. Jakarta pusat: Erlangga<br />
<br />
Amin widjaja tunggal. (1998). Manajemen mutu terpadu. Jakarta: Rineka Cipta <br />
<br />
Andi mappiare. (1996). Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta : Raja<br />
Grafindo Persada.<br />
<br />
Arni muhammad . (2005). Komunikasi organisasi. Jakarta: Bumi Aksara<br />
<br />
Bagas pratama. (1997). Pedoman menulis surat lamaran kerja. Bandung : <br />
Pustaka Setia<br />
<br />
Bambang siwanto . (1992). Humas: hubungan masyarakat teori dan praktek. <br />
Jakarta: Bumi Aksara<br />
<br />
Bambang riyanto. (1999). dasar-dasar pembelajaran perubahan. yogyakarta : <br />
BPFE yogyakarta<br />
<br />
Basir barthos . (2000). Manajemen kearsipan : untuk lembaga negara, swasta, 7 <br />
perguruan tinggi. Jakarta : Bumi Aksara<br />
<br />
Benyamin lakitan. 2007 . dasar-dasar fisikologi tumbuhan. Jakarta : raja grafindo<br />
<br />
Bintaro tjokroamidjojo. (1974). Pengantar administrasi pembnagunan. Jakarta : <br />
Pustaka LP3ES Indonesia<br />
<br />
Busceme santi v & smith charlotte. (2004). 75 readings plus. New york. <br />
Mc Graw Hill<br />
<br />
Boedi wartono. (1994). Penyusutan dan pengamanan arsip vital dalam dalam <br />
manajemen kearsipan . Jakarta : Pustaka Sinar Harapan <br />
<br />
Clough ray W. (1997). Dinamika struktur jilid 1 . jakart : Erlangga<br />
<br />
Deliar noer. (1980). Gerakan moder islam di indonesia 1990-1942. Jakarta: <br />
Pustaka LP3ES Indonesia<br />
<br />
Djafaruddin. (2004). Dasar-dasar pengendalian penyakit tanaman. Jakarta : Bumi <br />
Aksara <br />
<br />
Didin hafidhuddin & hendri tanjung. (2006). Syariah principles on manegemens <br />
in partice. Jakarta : Gema Insan <br />
<br />
Fawcett james t. (1970). Psikologi dan kependudukan. Jakarta : Rajawali<br />
<br />
Fauzan. (2005). Pokok-pokok hokum acara perdata peradilan agama dan <br />
mahkamah syariah di Indonesia. Jakarta : Prenada Media<br />
<br />
Fitri fausiah & julianti widuri . (2005). Psikologi abnormal klinis dewasa. <br />
Jakarata: UI Press<br />
<br />
<br />
Gibson james L. (1996). Manajemen. Jakarta: Gelora Aksara Pratama<br />
<br />
Gibson james L. (1993). Organisasi : perilaku, struktur, proses jilid 2. yogyakarta: <br />
Erlangga<br />
<br />
Gibson james L. (1997). Organisasi : perilaku, struktur, proses jilid 1. yogyakarta: <br />
Erlangga<br />
<br />
Gie the liang. (1996). Administrasi perkantoran modern. Yogyakarta : Liberty <br />
Yogyakarta<br />
<br />
Goldon Thomas . (1994). Kepemimpinan: teori dan pengelolaannya. Yogyakarta : <br />
Kanisius <br />
<br />
Goldbeng Alvin a & Larson carl A. (1975). Komunikasi kelompok. Jakarta : <br />
UI Press<br />
<br />
Greener stony. (1995). Kiat sukses public pelations . Jakarta : Bumi Aksara<br />
<br />
Haming murdifin. 2007. Manajemen produksi moders: operasi manufaktur dan <br />
jasa. Jakarta : Bumi Aksara<br />
<br />
Hall doug. (2004). 3 metode canggih melejitkan kreativitas bisnis. Bandung : <br />
Mizan pustaka<br />
<br />
H.A. R. tilaar. (2004). Manajemen pendidikan nasional. Bandung : Remaja Rosda <br />
Karya<br />
<br />
<br />
H.A.R. Tilaar, (2002). Membenahi Pendidikan Nasional Jakarta: Rineka Cipta. <br />
<br />
Hadiyanto, (2004). Mencari Sosok Desentralisasi Pengurusan Pendidikan di <br />
Indonesia Jakarta: Rineka Cipta.<br />
<br />
<br />
Hadari nawawi. (2003). Manajemen strategik. Yogyakarta : Gajah Mada <br />
University Press<br />
<br />
Hersey. Paul . (1982). manajemen prilaku organisasi : pendayagunaan sumber <br />
daya manusia . Jakarta . Erlangga<br />
<br />
<br />
Hendricks William. (1992). Bagaimana mengelola konflik: petunjuk praktis <br />
Untuk manajemen konflik yang efektif . Jakarta : Bumi Aksara<br />
<br />
Hunger david & wheelen Thomas j. (2003) . manajemen strategis . Yogyakarta <br />
Andi Yogyakarta<br />
<br />
Hutapea roselyne. (1994). Korespondensi praktis perbangkan . jakarta : Rajawali <br />
Pers<br />
<br />
Ibnu syamsi .(1994). pokok-pokok organisasi dan manajemen. Jakarta: <br />
Rineka Cipta <br />
<br />
J. keating Charles. (1994). Kepemimpinan: teori dan pengembangannya. <br />
Yogyakarta : Kanisius <br />
<br />
<br />
<br />
Kartini kartono. (1991). Menyiapkan dan memandu karier. Jakarta : Rajawali Pers<br />
<br />
Kartini kartono. (2003). Patologi sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada<br />
<br />
Kertopati ton. (1984). Manajemen penerangan Jakarta: Bumi Aksara <br />
<br />
Komaruddin. (1996). Pengadaan personalia . Jakarta: Raja Grafindo Prasada<br />
<br />
Kotler Philip. (1984). Manajemen pemasaran . Jakarta: Gelora Aksara Pratama <br />
<br />
Kotler philip . 2002. Manajemen pemasaran edisi revisi. Jakarta: prenhallindo<br />
<br />
Kiyosaki robert T. (2005). rich dad, poor dad . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama<br />
<br />
Kiyosaki robert T. (2005). guede to becoming rich withhout cutting up your credit <br />
cards . jakarta : Gramedia Pustaka Utama<br />
<br />
Lander gay P. (1976). What is sarbaves- oxley ? . Amerika : Mc Graw Hill<br />
<br />
Lehningger. Albert L .(1982). dasar-dasar biokimia . Jakarta: Erlangga<br />
<br />
Lembaga ketahanan nasional ( lemhannas ). (1996). Jakarta : Gramedia Pustaka <br />
Utama <br />
<br />
Lili m sadeli. (2008). Dasar-dasar akutansi . Jakarta : Bumi Aksara<br />
<br />
Mardiatmadja. (1992). Teknik memimpin rapat. Yogyakarta : Kanisius <br />
<br />
Mardiasmo. (2005). Akutansi faktor publik. Yogyakarta : Andi Yogyakarta<br />
<br />
Malvino hanapi gunawan. (1979). Prinsip-prinsip elektronik . Jakarta : Erlangga<br />
<br />
Malayu S P hasibuan . (2005). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Bumi <br />
Aksara<br />
<br />
Manullang. (1964). Manajemeny personalia. Jakarta timur : Ghalia Indonesia <br />
<br />
<br />
Mulyasa. (2005). Pedoman manajemen berbasis madrasah. Jakarta. Departemen <br />
Agama RI <br />
<br />
Murray sheila. (1991). Bagaimana mengorganisasi dan menyelenggarakan <br />
Seminar. bandung : angkasa<br />
<br />
Miftah T. (2005). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: <br />
Rajawali Press<br />
<br />
Miftah thoha. (1983). Perilaku organisasi : konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: <br />
Raja Grafindo Persada<br />
<br />
Miskell jane R & miskell vincent. (1994). Motivator at work. New york : Mirror <br />
Press<br />
<br />
Mulvane kieran. (2001). At the ends of the earth. London : Island Press<br />
<br />
Muhammad ismail yusanto. (2003). Manajemen strategi perspektif syariah. <br />
Jakarta selatan: khairul bayaan <br />
<br />
Nur thahjadi. (1988). Salak: panduan praktis pemerhati salak. Yogyakarta : <br />
Kanisius <br />
<br />
Nur`aeni . (1997). Intervensi dini bagi anak bermasalah. Jakarta : Rineka Cipta <br />
<br />
Oltver lianable. (2004). Designing strategic cost systems. Canada . Wiley<br />
<br />
Page james D. (1978). Abnormal psychology. New york : Tata Mc Graw Hill<br />
<br />
Parkinson C N & rustomji M K. (1989). Manajeme efektif : kunci mencapai hasil <br />
yang terbaik. Semarang : Dahara Prize <br />
<br />
Pearce evelyn c.(1993). anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta : <br />
Gramedia<br />
<br />
Pranowo hadi . (2004). Psikotes : untuk calon PNS dan karyawan perusahaan . <br />
Yogyakarta : Kanisius<br />
<br />
Prentis steve. (1985). Bioteknologi . Jakarta : Erlangga<br />
<br />
Rijono yon. (2004). Dasar teknik tenaga listrik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta<br />
<br />
Schermerhorn john R. (1997). Manajemen buku 2. yogyakarta : Andi<br />
<br />
Scaddan brian. (2005). Sistem pengawatan dan pencarian kesalahan. Jakarta : <br />
Erlangga<br />
<br />
Sirozi M. (2005). Politik pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada<br />
<br />
Sofyan syafri harahap. (1997). Budgeting peranggaran perencanaan lengkap untuk <br />
membantu manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada<br />
<br />
Sofyan syafri harahap. (2007). Teori akutansi. Jakarta : Raja Grafindo Persada<br />
<br />
Sofyan assauri. (2007). Manajemen pemasaran : dasar, konsep dan srategi . Jakarta : <br />
Raja Grafindo Persada<br />
<br />
Suyono sumargono. (2005) psikotes plus. Yogyakarta : Diva Press<br />
<br />
Supranto johannes. (1998). Teknik pengambilan keputusan. Jakarta : Rineka Cipta<br />
<br />
Slamet saksono. (1993). Administrasi kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius<br />
<br />
Slamed daniel. (1997). Dasa-dasar meresensi buku. Jakarta : Grasindo<br />
<br />
Syayadi prawirosentoso. (2007). Pengantar bisnis modern. Jakarta : bumi aksara<br />
<br />
<br />
Tji ptono fandy. (2004). Prinsip-prinsip total quality service. Yogyakarta : Andi <br />
Yogyakarta<br />
<br />
Welsh james R & colorado state university. (1991). Dasar-dasar genetika dan <br />
pemeliharaan tanamam. Jakarta : Erlangga<br />
<br />
Winardi. (2007). Motivasi pemotivasian dalam manajemen. Jakarta : Raja <br />
Grafindo Persada<br />
<br />
Wisnu cahyadi. (2008). Bahan tambahan pangan. Jakarta : Bumi Aksara<br />
<br />
Wyckoff jerry & unel Barbara c. (1997). Disiplin tampa teriakan pukulan. Jakarta <br />
Barat : Bina Rupa Aksara<br />
<br />
Wycoff joyce. (2005). Menjadi super kreatif : melalui metode pemetaan pikiran. <br />
Bandung : Kaifa<br />
<br />
Yusuf W. (2005). Metode Statistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press<br />
<br />
Zakiah daradjat. (1969). Peranan agama dalam kesehatan mental. Jakarta : Took <br />
Gunung Agunghttp://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360552892198649655.post-39897957986793317252011-01-30T08:48:00.000-08:002011-01-30T08:48:11.767-08:00ENERGI PANAS BUMI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">DEFINISI ENERGI PANAS BUMI. <br />
<br />
Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi. Panas bumi adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi. <br />
<br />
Panas Bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Untuk pemanfaatannya, perlu dilakukan kegiatan penambangan berupa eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke permukaan dalam wujud uap panas, air panas, atau campuran uap dan air serta unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi. Pada prinsipnya dalam kegiatan Panas Bumi yang ditambang adalah air panas dan uap air. <br />
<br />
Pemanfaatan energi panas bumi relative ramah lingkungan karena unsur-unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak lingkungan atau berada dalam batas ketentuan yang berlaku. Panas Bumi merupakan sumber energi panas dengan ciri terbarukan karena proses pembentukannya terus-menerus sepanjang masa selama kondisi lingkungannya dapat terjaga keseimbangannya. <br />
Emisi CO2, SO2, dan NO2 yang dihasilkan PLTP terhitung sangat rendah. PLTP juga tak mengakibatkan degradasi mutu lingkungan karena tidak ada penambangan di permukaan, tumpahan minyak, dan penggenangan habitat.<br />
<br />
<br />
Pengertian Panas <br />
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi dapat berubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh salah satu bentuk energi adalah Panas. Manusia sangat membutuhkan panas seperti memasak nasi, menjemur pakaian, atau menyetrika pakaian. Perpindahan energi panas dapat terjadi di benda padat, cair maupun gas. Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu. <br />
Panas atau sering disebut dengan kalor adalah salah satu bentuk energi. Benda-benda menjadi panas karena diberi energi. Perpindahan energi panas terjadi dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Satuan energi panas sama dengan satuan energi yang lain yaitu joule (j),atau satuan yang lain yang sering digunakan adalah kalori (kal). <br />
<br />
Kesetaraan antara satuan joule dan kalori adalah sebagai berikut : <br />
<br />
Jika dua benda dengan suhu berbeda disentuhkan, benda yang bersuhu tinggi akan mengalami penurunan suhu. Sebaliknya, benda yang bersuhu rendah akan mengalami kenaikan suhu. Pada akhirnya suhu benda sama. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan panas dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. <br />
Panas secara alami tidak dapat berpindah dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi.Namun dengan bantuan alat khusus, panas dapat berpindah dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi. Sebagai contoh, perpindahan panas ruangan ber AC ke luar ruangan. Dengan bantuan AC, panas dari ruangan AC yang bersuhu lebih rendah diserap, kemudian dilepaskan di ruangan lain yang bersuhu lebih tinggi. <br />
<br />
<br />
SUMBER ENERGI PANAS <br />
<br />
Panas atau kalor yang berasal dari suatu benda dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber panas tersebut dapat berasal dari :<br />
1. Matahari<br />
<br />
<br />
<br />
Matahari adalah sumber energi yang sangat besar.Reaksi yang terjadi di matahari adalah reaksi fusi, yaitu penggabungan inti-inti atom hidrogen membentuk inti-inti atom helium. Salah satu dampak reaksi fusi tersebut adalah panas. Energi panas yang sampai ke bumi adalah hanya sebagian kecil dari energi total yang dipancarkannya.<br />
2. Bahan Bakar<br />
<br />
<br />
<br />
Energi panas dapat berasal dari bahan bakar, misalnya bahan bakar minyak bumi. Bahan bakar minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbaharui, bahan bakar tersebut dapat berupa minyak tanah, bensin, atau solar yang biasa digunakan sebagai pengisi bahan bakar pada kendaraan bermotor.<br />
3. Listrik<br />
<br />
<br />
<br />
Listrik adalah salah satu sumber energi panas. Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dapat bersumber dari panas bumi, atau air. <br />
<br />
Listrik yang digunakan di rumah dapat diubah menjadi energi panas, alat yang dapat merubah energi tersebut terdapat pada setrika listrik, pemanas air, atau microwave. <br />
4. Makanan <br />
<br />
<br />
<br />
Makhluk hidup memerlukan makanan sebagai sumber energinya. Energi kimia yang terdapat dalam makanan dapat berubah bentuk menjadi energi panas. Hal tersebut dapat kita rasakan setelah kita mengkonsumsi makanan, tubuh kita terasa hangat.<br />
5. Gesekan <br />
<br />
Gesekan dapat ditimbulkan oleh dua permukaan benda yang saling bersentuhan. Dampak dari adanya gesekan adalah terjadinya panas, besarnya energi panas yang timbul dapat bergantung dari tingkat kekasaran permukaan benda yang bergesekan, semakin kasar permukaan suatu benda maka semakin besar pula panas yang ditimbulkan. <br />
<br />
Sebagai contoh pada zaman dahulu orang membuat api dengan cara menggesek-gesekan dua buah batu, gesekan pada batu menimbulkan panas. Contoh lain bahwa gesekan dapat menimbulkan panas adalah gesekan antara meteor yang jatuh ke bumi dengan lapisan atmosfir bumi, meteor akan terbakar karena gesekan antara keduanya . <br />
<br />
<br />
Pengaruh Energi Panas <br />
Perubahan Wujud Benda <br />
1. Panas Dapat Mengubah Wujud Benda <br />
Jika suatu benda diberikan kalor, terjadi tiga perubahan, yaitu perubahan suhu benda, wujud benda, dan volume benda.<br />
A. Menguap dan mengembun<br />
<br />
Menguap <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Menguap adalah peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Pada saat menguap, benda memerlukan kalor. Pada saat menguap partikel-partikel yang ada di permukaan zat cair,meninggalkan zat cair tersebut, untuk dapat terjadi maka diperlukan energi panas yang cukup besar. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah saat menjemur pakaian kita memerlukan panas matahari untuk mempercepat penguapan air. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
B. Mengembun <br />
<br />
<br />
<br />
Mengembun merupakan peristiwa penggabungan kembali partikel-partikel zat yang berada dalam wujud gas menjadi zat cair. Pada saat terjadi pengembunan terjadi pelepasan kalor sehingga suhu benda akan turun. Contoh peristiwa pengembunan adalah peristiwa terjadinya embun di pagi hari.<br />
C. Melebur dan Membeku<br />
<br />
Melebur<br />
<br />
<br />
<br />
Melebur adalah peristiwa perubahan dari benda padat ke cair. Untuk dapat berubah wujud dari padat ke cair, zat padat memerlukan panas. Panas yang dibutuhkan untuk meleburkan zat sebanding dengan massa zat dan bergantung pada jenis zat, semakin besar massa zat maka semakin besar pula panas yang dibutuhkan. Contoh melebur adalah es menjadi air apabila kita letakkan di atas meja. Untuk meleburkan es yang lebih besar membutuhkan panas yang lebih besar, dibandingkan meleburkan es yang kecil.<br />
<br />
<br />
Membeku<br />
<br />
<br />
<br />
Membeku adalah perubahan wujud dari cair ke padat. Proses membeku benda melepaskan panas. Pada saat membeku suhu benda tetap. Kalor yang dilepaskan tidak untuk menurunkan suhu zat. Panas itu dilepaskan untuk mengurangi kecepatan gerak zat cair agar berubah wujud menjadi zat padat. Contoh membeku adalah air yang berbentuk cair akan menjadi es yang berbentuk padat, atau lilin yang terbakar akan mencair dan kembali membeku.<br />
<br />
Menyublim<br />
<br />
Menyublim adalah perubahan dari bentuk padat ke bentuk gas, atau dari gas ke padat. Pada proses perubahan dari padat ke gas benda memerlukan panas, dan dari gas ke padat benda akan melepaskan panas. Contoh peristiwa menyublim dalam kehidupan sehari-hari adalah kapur barus atau kamper yang lama-kelamaan akan mengecil dan habis apabila kita masukkan ke dalam lemari pakaian kita, hal itu terjadi karena kamper atau kapur barus menerima panas dari lingkungan (baju).<br />
<br />
2. Panas dapat mengubah suhu benda <br />
Secara umum apabila benda menerima panas suhu benda akan naik dan sebaliknya apabila melepaskan panas suhu benda akan turun. Sebagai contoh apabila kita memasak air, lambat laun air akan menjadi panas, hal tersebut menunjukkan bahwa panas yang diberikan ke benda akan merubah suhu benda menjadi lebih tinggi. Contoh lain bahwa panas dapat merubah suhu benda adalah apabila kita menyetrika, pakaian yang telah kita setrika apabila kita sentuh dengan tangan akan terasa hangat, hal tersebut menunjukkan bahwa panas dapat mengubah suhu benda. <br />
3. Panas dapat membuat benda memuai<br />
Pengaruh energi panas terhadap benda adalah terjadinya pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda baik panjang, luas, atau volume.Pemuaian yang terjadi dapat merugikan dan menguntungkan bagi kita.<br />
Contoh pemuaian yang merugikan adalah sambungan antar rel pada rel kereta api atau pemasangan kaca jendela dibuat celah, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya pemuaian pada siang hari, celah tersebut memberi ruang pada benda untuk memuai sehingga pada rel atau kaca tidak terjadi pembengkokan atau patahan. Bayangkan jika rel tersebut di pasang rapat hal ini dapat membahayakan kita sebagai penumpang. <br />
Contoh Pemuaian yang menguntungkan terjadi pada penggunaan bimetal sebagai saklar, bimetal di gunakan di alarm pemadam kebakaran atau pada setrika listrik. <br />
<br />
</div>http://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360552892198649655.post-64485432553305792792010-11-24T02:05:00.000-08:002010-11-24T02:05:27.673-08:00Pelayanan Terbitan Berseri<div style="text-align: center;">“Sebuah Pengenalan :Pelayanan Terbitan Berseri:”</div><br />
<div style="text-align: center;">Firdaus</div><br />
Pendahuluan<br />
Pelayanan terbitan berseri (ada yang menyebut terbitan berkala) merupakan salah layanan yang “biasa” ada di dalam kesatuan Pelayanan Perpustakaan. Pelayanan ini merupakan bagian terintegrasi dalam sebuah sisten pelayanan perpustakaan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai pelayanan terbitan berseri berikut beberapa pengertian dari terbitan berseri dan atau terbitan berkala:<br />
a. Terbitan yang keluar dalam bagian secara berturut-turut dengan menggunakan nomor urut dan/atau secara kronologi, serta dimaksudkan untuk terbitan dalam waktu yang ditentukan. (Sulistyo-Basuki, 1991.)<br />
b. A Publication issued in successive parts, usually at regular intervals, and, as a rule, intended to be continued indefinitely. (ALA Glossary of Library and Information Science).<br />
c. A Publication (as newspaper, journal, yearbook, or bulletin) issued as one of a consecutively numbered and indefinitely continued series. (Evans, G. Edward, 2000.)<br />
d. Berdasarkan kata “periodicals” yang diartikan sebagai majalah, terbitan berkala, berisi banyak artikel yang ditulis beberapa orang, diterbitkan oleh lembaga, instansi, yayasan maupun perkumpulan yang membentuk susunan redaksi sebagai penanggungjawab penerbitan ini dan terbit dalam frekuensi tertentu seperti mingguan, bulanan, dwibulanan, triwulan maupun semesteran. (Lasa HS, 1990.)<br />
<br />
Dari berbagai pengertian terbitan berkala dan atau berseri tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa layanan terbitan berseri/berkala merupakan layanan perpustakaan yang memberikan akses kepada terbitan yang diterbitkan secara kontinyu dan berkesinambungan dalam suatu masa tertertu dan dikelola oleh sebuah institusi, organisasi, atau kelompok tertentu. Terbitan/berkala yang dimaksudkan di dalam pengertian diatas termasuk di dalamnya terbitan non cetak yang berupa elektronik maupuan online digital.<br />
Terbitan berkala/berseri mempunyai ciri/karakteristik yang membedakan dengan publikasi atau koleksi lain yakni (Lasa HS, 1994):<br />
1. Dalam satu kali terbit memuat beberapa tulisan yang ditulis oleh beberapa orang dengan topik dan gaya bahasa yang berbeda<br />
2. Artikel atau tulisan pada umumnya tidak terlalu panjang sebagaimana pada buku teks.<br />
3. Menyampaikan berita, peristiwa, penemuan dan ide baru atau sesuatu yang dianggap menarik perhatian masyarakat pada umumnya.<br />
4. Dikelola oleh sekelompok orang, yang kemudian membentuk perkumpulan, organisasi maupun susunan redaksi.<br />
5. Merupakan bentuk arsip ilmiah yang telah diketahui oleh masyarakat umum<br />
6. Terbit terus menerus dengan memiliki kala, waktu, frekuensi terbit tertentu.<br />
Jenis Koleksi<br />
Dilihat dari bentuk fisik, lembaga yang mengelola dan juga model isi dari terbitan, maka terbitan berseri/berkala ini dapat dibagi ke dalam beberapa jenis:<br />
1. Majalah. Dapat dibedakan menjadi berbagai macam jenis seperti ilmiah, popular, ilmiah popular, teknis, dan sekunder.<br />
2. Jurnal. Merupakan terbitan dalam bidang tertentu khususnya ilmiah yang diterbitkan oleh badan/lembaga/instansi/organisasi yang ingin mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya.<br />
3. Terbitan Berseri. Merupakan suatu terbitan yang diterbitan secara berseri yang dinyatakan dengan angka atau huruf. Bentuk terbitan ini dapat berupa buku, majalah atau prosiding.<br />
4. Buletin. Biasanya diterbitkan lembaga / badan tertentu untuk memberikan informasi kepada khalayak mengenai kegiatan/program atau pemikiran dari lembaga tersebut.<br />
5. Pamflet. Biasanya diterbitkan secara isidentil dalam satu lembaran informasi yang berisi pemberitahuan, pengumuman, maupun berita.<br />
6. Ringkasan, Sari Karangan, Abstrak. Merupakan inti dari sebuah artikel atau tulisan atau hasil penelitian yang biasanya dikumpulkan dan disusun secara sistematis berdasarkan bidang tertentu.<br />
7. Laporan Tahunan & Laporan Bersejarah. Diterbitkan tahunan yang biasanya berisi tentang perjalanan sebuah institusi/badan atau catatan peristiwa yang terjadi dalam satu tahun, dan biasanya terbatas dalam bidang tertentu.<br />
8. Surat Kabar, harian, Koran. Merupakan terbitan yang berupa lembaran-lembaran yang diterbitkan setiap hari, berisi berita, pengumuman, laporan, pemikiran yang actual, atau hal-hal yang perlu diketahui masyarakat secara cepat.<br />
9. Leaflet. Merupakan terbitan yang berisi informasi tertentu dan biasanya berupa lembaran yang dilipat menjadi dua atau tiga lipatan.<br />
10. Brosur. Merupakan terbitan atau karya cetak pendek yang diterbitkan dalam beberapa halaman saja sesuai dengan kebutuhan.<br />
11. Warta Singkat. Terbitan suatu instansi, lembaga pada waktu tertentu berisi berita maupun laporan kegiatan secara ringkas. Biasanya diterbitkan hanya dalam beberapa halaman saja.<br />
Berbagai jenis terbitan tersebut kadangkala hanya beberapa saja yang “masuk” ke dalam layanan terbitan berseri/berkala di perpustakaan. Hal ini biasanya dikarenakan keterbatasan dari sumber daya yang ada di perpustakaan. Selain terbitan tercetak dari berbagai jenis yang telah disebutkan di atas, saat ini terbitan berseri/berkala juga telah banyak hadir dalam bentuk elektronik atau online digital. Perkembangan inilah yang semakin menyuburkan dan memperluas jangkauan layanan terbitan berkala/berseri. Hal ini karena dengan teknologi komputer dan internet, pengguna saat ini sudah cukup familiar dengan apa yang disebut dengan e-journal, e-database, portal, online newspaper, kliping elektronik, dan lain sebagainya yang dapat diakses dari manapun.<br />
Bentuk Layanan<br />
Pada kebanyakan layanan yang ada di perpustakaan saat ini, layanan terbitan berkala biasanya merupakan layanan yang cukup “terbatas” khususnya bagi koleksi cetak terutama dari segi aksesnya. Pengguna hanya dapat menggunakan koleksi yang ada untuk kemudian di baca di tempat. Akan tetapi, dengan teknogi informasi saat ini, koleksi dalam bentuk elektronik atau online digital sudah dapat diakses “tanpa batas” oleh pengguna tanpa harus dating ke perpustakaan. Beberapa bentuk layanan yang ada dalam sebuah layanan terbitan berkala adalah:<br />
1. Layanan Baca. Layanan ini “hanya” memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menggunakan koleksi yang ada di tempat saja. Ini yang banyak dilakukan oleh berbagai perpustakaan yang ada saat ini.<br />
2. Layanan Penelusuran / Temu kembali informasi. Layanan ini berupa penyediaan alat-alat temu kembali / penelusuran bagi koleksi yang ada di suatu layanan terbitan berkala/berseri, biasanya berupa katalog cetak maupun online.<br />
3. Layanan Informasi Terpilih. Layanan ini biasanya disediakan dengan menyajikan informasi-informasi terpilih yang dapat diakses oleh pengguna untuk menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Perpustakaan dalam hal ini menyajikan koleksi ataupun informasi sekunder yang akan membawa pengguna kepada informasi utama, contohnya adalah indeks majalah, indeks artikel terpilih, indeks surat kabar bidang tertentu, dan artikel-artikel yang terpilih dan diperbarui setiap saat.<br />
4. Layanan Informasi Cepat. Layanan ini dikhususkan untuk menyajikan informasi koleksi / artikel terbaru dari sebuah koleksi secara cepat. Tujuan layanan ini adalah memberikan informasi cepat atau segera kepada pengguna mengenai isi sebuah koleksi yang baru saja diterima.<br />
5. Layanan koleksi elektronik dan online digital. Tidak semua perpustakaan memberikan layanan ini. Namun perkembangan saat ini sudah semakin baik dengan terlihat semakin banyaknya perpustakaan yang memanfaatkan koleksi terbitan berkala dalam bentuk elektronik dan juga online digital. Layanan ini disajikan dengan memberikan fasilitas akses ke dalam sumber elektronik baik yang disediakan melalui media Floppy Disk, Compact-Disk, Digital Video Disc maupun online. Pengelola dapat menyediakan fasilitas komputer yang terhubung ke dalam server sumber-sumber elektronik. Selain itu pengelola dapat menyediakan sebuah website atau alamat URL yang dapat diakses oleh pengguna dimanapun dan kapanpun. Layanan ini salah satu layanan yang “tidak berbatas”.<br />
6. Layanan bimbingan / bantuan. Layanan ini merupakan layanan tambahan yang tidak semua perpustakaan memperlakukannya. Layanan ini memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mendapatkan bimbingan dari “pustakawan khusus” yang dapat membantu pengguna dalam menemukan sumber-sumber informasi yang relevan baginya terutama hubungannya dengan sebuah penelitian, studi kasus, dan kegiatan ilmiah lainnya. Layanan ini banyak diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi.<br />
Kendala & Permasalahan<br />
Layanan terbitan berseri/berkala memerlukan penanganan yang serius mengingat koleksi ini sering dimanfaatkan oleh pengguna dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal lain adalah karena informasi yang terkandung di dalamnya berkembang secara cepat sesuai dengan perkembangan waktu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah koleksi-koleksi terbitan berseri/berkala adalah koleksi yang lebih muktahir dari koleksi lain berbentuk buku. Namun pada kenyataannya ternyata layanan terbitan berkala sering “kalah” ramai dan berkembang dibandingkan dengan layanan lainnya di perpustakaan, seperti layanan sirkulasi buku misalnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya kendala dan permasalahan dalam layanan terbitan berseri/berkala ini? Berikut adalah beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai kendala dan permasalahan bagi pengguna dan juga perpustakaan dalam rangka pemanfaatkan sumber yang ada di layanan terbitan berseri/berkala:<br />
1. Dari sisi perpustakaan<br />
Perpustakaan sering menghadapi kendala dalam kontinyuitas berlangganan terbitan berseri/berkala yang ada karena permasalahan biaya berlangganan yang tinggi, jarak yang jauh dari penerbit, cara pembayaran yang tidak diketahui, kurangnya informasi, tidak teraturnya masa terbit dan masalah-masalah teknis lainnya.<br />
Kurangnya tenaga ahli dalam bidang-bidang tertentu pada layanan ini sehingga kurang efektifnya pemanfaatan koleksi yang ada. Misalnya masih terlihat banyaknya artikel atau isi dari koleksi berseri/terbitan berkala yang mudah ditemukan oleh pengguna. Sehingga banyak pengguna perpustakaan merasa kesulitan dalam menemukan informasi yang relevan.<br />
2. Dari sisi pengguna<br />
Kurangnya pengetahuan pengguna dalam mendapatkan informasi yang sesuai dan relevan<br />
Kurangnya informasi yang tepat bagi pengguna menyangkut koleksi yang ada dan cara mendapatkannya<br />
Keterpaksaan penggunaan koleksi ini karena tuntutan penyelesaian tugas akhir saja menyebabkan minat terhadap koleksi ini hanya pada waktu tertentu.<br />
Kurangnya alat telusur yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna seperti katalog cetak, indeks artikel, katalog online, komputer sumber elektronik, dan lain-lain.<br />
Penutup<br />
Koleksi terbitan berseri/berkala merupakan koleksi yang mempunyai kedudukan penting dalam perpustakaan. Koleksi ini membantu di dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat berfungsi sebagai sumber informasi. <br />
Hal penting lainnya adalah terbitan berseri/berkala ini merupakan sarana komunikasi muktahir bagi pengguna perpustakaan. Untuk itu maka perlu penanganan serius dan inovasi-inovasi yang dilakukan secara terus menerus sehingga kandungan informasi yang terdapat dalam terbitan berseri/berkala ini dapat dimanfaatkan secara baik dan tidak terbuang percuma. Hal ini juga mengingat “cost” yang tinggi yang harus dikeluarkan oleh perpustakaan atau lembaga yang menaunginya dalam mengadakan dan menyediakan koleksi terbitan berseri/berkala ini. <br />
Adalah merupakan “pekerjaan rumah” bagi pengelola perpustakaan untuk terus memberikan yang terbaik bagi pemanfaatan koleksi terbitan berseri/berkala melalui layanan terbitan berseri/berkala yang inovatif dan berkelanjutan.<br />
<br />
Daftar Pustaka<br />
Lasa HS. 1990. Kamus Istilah Perpustakaan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.<br />
Lasa HS. 1994. Pengelolaan Terbitan Berkala. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.<br />
Sulisyto-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.http://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4360552892198649655.post-60416794718707845142010-11-13T00:11:00.000-08:002010-11-13T00:11:45.977-08:00Bibliografi dan ManfaatnyaPengertian Bibliografi dan Manfaatnya<br />
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti<br />
buku dan Graphein: yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti<br />
penulisan buku.Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.<br />
<br />
<br />
Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya<br />
a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.<br />
b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.<br />
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid<br />
buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.<br />
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,<br />
atau surat kabar, tanggal dan tahun.<br />
<br />
Penyusunan Bibliografi<br />
a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.<br />
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan<br />
abjad.<br />
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi<br />
kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan<br />
garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.<br />
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak<br />
antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.<br />
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok<br />
harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.<br />
<br />
<br />
Jenis-Jenis Bibliografi<br />
Jenis bibliografi yang dihasilkan dalam pembuatan publikasi sekunder akan tergantung pada jenis pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar yang berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar tersebut dapat dinamakan daftar katalog. Sementara jika daftar yang disusun berdasarkan judul artikel suatu majalah, maka daftar tersebut dapat disebut daftar isi.<br />
Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi:<br />
• Bibliogrfi deskriptif:<br />
Yaitu bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran fisik<br />
yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau majalah, judul<br />
artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta kata kunci dan abstrak<br />
yang tertulis.<br />
• Bibliografi evaluatif:<br />
Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka.<br />
Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau<br />
artikel.<br />
<br />
Cakupan Bibliografi<br />
Dari segi cakupanya, bibliografi dapat dibagi menjadi:<br />
• Bibliografi retrospektif :<br />
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka yang telah diterbitkan pada jaman<br />
yang lampau. Misalnya “Bibliografi sejarah perang Dipenogoro”<br />
• Bibliografi terkini/current :<br />
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan yang sedang atau masih terbit saat ini.<br />
Contohnya Ulrich’s International Periodicals Directory.<br />
• Bibliografi selektif :<br />
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu.<br />
Misalnya “Buku bacaan terpilih untuk anak usia pra sekolah”.<br />
• Bibliografi subjek :<br />
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang ilmu dan<br />
subjek tertentu. Misalnya “Bibliografi khusus ternak kelinci”.<br />
• Biliografi nasional :<br />
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan suatu negara atau daerah regional<br />
tertentu. Contohnya “Bibliografi Nasional Indonesia”.<br />
Penentuan cakupan/topik suatu bibliografi ditentukan berdasarkan berbagai<br />
pertimbangan antara lain :<br />
• Permintaan pengguna<br />
• Topik yang sedang berkembang atau yang banyak diperlukan saat itu<br />
• Dokumentasi koleksi yang dimiliki<br />
• Mandat instansi<br />
<br />
Bagian-bagian Bibliografi<br />
Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :<br />
<br />
Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan<br />
Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan<br />
korporasi<br />
Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi<br />
tersebut berada.<br />
Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun<br />
terbit<br />
Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.<br />
Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak<br />
Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number,<br />
perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya<br />
<br />
<br />
Manfaat Bibliografi<br />
Pencatatan informasi mengenai koleksi perpustakaan dalam bentuk bibliografi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain:<br />
Jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkat bentuk dan bidang kajiannya<br />
Kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat<br />
jumlahnya<br />
Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan<br />
tepat<br />
<br />
Oleh karena itu penyusunan suatu daftar bibliografi mempunyai fungsi utama untuk membantu pemakai mencari dan menelusuri informasi tertentu. Fungsi lain dari bibliografi adalah sebagai bagian dari jasa pelayanan perpustakaan kepada pemakai. Dengan menerbitkan suatu bibliografi, pustakawan dapat menawarkan koleksinya kepada pemakai tanpa harus mengeluarkan seluruh koleksi yang dimilikinya, serta dapat menjangkau pengguna yang tinggal jauh dari perpustakaan.<br />
Dengan demikian maka, bibliografi dapat digunakan sebagai:<br />
Bahan rujukan terhadap koleksi perpustakaan<br />
Daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan<br />
Daftar informasi bahan pustaka mengenai suatu bidang kajian tertentu, dan<br />
sebagainya.http://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360552892198649655.post-2706497268085697392010-11-12T23:45:00.001-08:002010-11-12T23:45:30.557-08:00DAMPAK UJIAN NASIONAL BAGI KALANGAN PELAJAR<div style="text-align: center;">BAB I<br />
PENDAHULUAN</div><br />
A. LATER BELAKAN<br />
Walaupun hujan kritik terhadap pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sampai detik ini tidak pernah berhenti, pemerintah tetap jalan dengan rencana mereka. Pemerintah seperti tuli atau pura-pura tak mendengar berbagai suara sumbang dari banyak kalangan terkait kebijakan UN (yang belum tentu bijak ini). Kira-kira begitu motto pemerintah walaupun pada saat yang sama ada fakta yang tak bisa dibantah bahwa sudah banyak korban berjatuhan akibat pelaksanaan kebijakan UN yang kontroversial dalam beberapa tahun belakangan ini.<br />
Sebahagian korban UN itu dulu bahkan pernah mengugat pemerintah (presiden, wakil presiden, mendiknas, dan kepala BSNP) ke pengadilan. Beberapa substansi gugatan law suit masyarakat yang dipimpin artis Sophia Latjuba itupun dikabulkan majelis hakim, dengan menyatakan bahwa dalam konteks UN pemerintah jelas bersalah, karena telah lalai dalam memberikan pemenuhan dan perlindungan hak asasi manusia (HAM) terhadap warga negaranya. Pengadilan juga memerintahkan kepada para tergugat untuk meningkatkan kualitas guru dan sarana-prasarana sebelum melaksanakan kebijakan UN.<br />
Tahun ini, semua berharap pemerintah membatalkan pelaksanaan UN, pemerintah justru terkesan ‘semakin bersemangat’ dengan pelaksanaan UN ini. Hal ini bisa terlihat ketika Mendiknas mengeluarkan Permendiknas No. 34 tahun 2007 tentang Pelaksanaan UN 2008. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya menguji tiga mata pelajaran, sekarang pemerintah menambah tiga lagi mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional 2008. Tidak hanya itu, angka rata-rata kelulusan minimal tahun inipun meningkat dari tahun sebelumnya. Seperti tertera dalam Pasal 15 Permendiknas No.34/2007, tahun ini untuk bisa lulus UN seorang siswa harus memiliki nilai rata-rata minimal 5,25 dengan tidak ada satupun nilai mata ujian dibawah 4,25.<br />
UN membuat anak terdorong belajar dengan sungguh-sungguh, mau dimotivasi, mau diajak istighasah, bahkan anak laki-laki saya jadi rajin sholat dan jadi birrul walidain, karena kekuatirannya tidak lulus saya manipulasi secara cerdas .<br />
Kompetensi yang distandarkan di UN lah yang harus disesuaikan kebutuhan dan output yang dikehendaki dengan memperhatikan regionisasi sesuai dengan yang diinginkan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
B. LANDASAN TEORITIS<br />
kebijakan menteri pendidikan ini sudah menjadi indikator kelulusan suatau sekolah dan menjadi penentu kualitas suatu sekolah. Meskipun begitu, tetap saja setiap hal pasti ada positif dan negatifnya.<br />
Dampak Positifnya ialah :<br />
<br />
1. Ujian nasional bisa menjadi peningkat mutu siswa dalam proses pembelajaran untuk menjadi SDM yang bermutu, mungkin dalam proses belajar siswa tidak serius dalam menerima pembelajaran, tetapi setelah mendengar kata Ujian Nasional siswa akan serius belajar, apalagi UN juga sebagai penentu siswa untuk memasuki sekolah negeri pilihan.<br />
<br />
2. Ujian Nasional juga membuat siswa untuk belajar serius, mungkin dalam keseharian belajar para siswa kurang serius, tetapi bila mendengar kata UN sudah di depan mata, mereka akan belajar lebih semangat dan bersungguh-sungguh guna menyenangkan hati orang tua mereka.<br />
<br />
3. Ujian Nasional juga bisa sebagai indikator untuk siswa sudah sampai manakah siswa sudah belajar serius untuk menghadapi masa depan mereka. Dengan nilai hasil ujian siswa, mereka bisa mengetahui apakah mereka sudah maksimal atau belum, bila belum, perlu dimaksimalkan. <br />
<br />
4. Siswa juga diajarkan untuk tidak curang seperti menyontek karena pengawasan yang super ketat dan pengawasnya pun bukan dari guru asal sekolah mereka. Bila ada yang mencurigakan para guru tidak segan-segan akan mencatat mereka dan melaporkannya pada panitia ujian guna menentukan hasil akhirnya.<br />
5. Menjadikan siswa juga tidak terlalu bergantung pada guru. Dengan begitu, murid akan mencari bimbel untuk persiapan UN atau mereka akan mempelajari soal UN tahun lalu guna mempersiapkan untuk UN tahun sekarang.<br />
<br />
6. Dengan adanya UN, akan menciptakan generasi-generasi bangsa kita yang berkompeten. UN telah menyumbang kontribusi dalam rangka penyamaan mutu pendidikan terhadap dunia internasional.<br />
<br />
7. Peraturan dan pelaksaan UN dapat memacu daya kreativitas dan cara berfikir murid sehingga menjadi generasi yang kreatif <br />
<br />
<br />
Dampak Negatifnya antara lain adalah :<br />
<br />
1. Dampak ujian nasional bagi siswa adalah timbulnya pemahaman yang keliru terhadap makna bejalar di sekolah/madrasah. Tujuan studi (belajar) yang mestinya dalam rangka mencari ilmu (thalab al- ‘ilmi), kecerdasan dan akhlak yang mulia (akhlak al-Karimah) berubah menjadi sekedar meraih elulusan ujian nasional untuk tuga mapel UN. <br />
2. UN telah berlaku tidak adil terhadap siswa yang menjalani proses pendidikan di sekolah yang masih tertinggal, miskin sarana prasarana, ketiadaan guru yang profesional, proses belajar-mengajar seadanya, dan keterbatasan akses terhadap sumber belajar. Mereka dipaksa untuk bisa menghasilkan nilai yang sama dengan siswa dari sekolah yang sudah maju, fasilitas lengkap, guru memadai, dan punya akses yang luas terhadap resources. <br />
3. Jika hasil UN itu dijadikan indikator untuk memotret kelemahan para siswa dalam praksis pendidikan, hasil UN bisa menjadi efektif dan sangat dibutuhkan untuk bahan perencanaan dalam mengambil kebijakan menyusun langkah-langkah strategis upaya peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. <br />
4. Dampaknya UN pun bisa dilihat bagi yang tidak lulus. Pasti akan berdampak pada psikis. Entah dengan berbagai cara seperti kabur dari rumah, bunuh diri dan lain-lain. Itu dikarenakan mereka tidak ingin mengecewakan orang tua mereka.<br />
<br />
5. Siswa pun dibuat tidak percaya diri yang pada akhirnya mereka akan membeli soal atau kunci jawaban dari guru atau oknum lain jadi bisa merugikan siswa dan juga oknum yang menyelenggarakan seperti guru.<br />
<br />
6. Merupakan bentuk pelecehan karena, misalnya murid SMP yang sudah belajar selama 3 tahun hanya 3 hari Ujian Nasional dilaksanakan, bagaimana kalau sikap mereka berakhlak yang buruk dan nilai UNnya bagus, pasti akan banyak oknum yang menentangnya. <br />
<br />
7. Semua sekolah pun belum tentu kurikulumnya sama dengan yang ditetapkan oleh pemerintah. Bila Ujian nasional dilaksanakan dengan kurikulum yang berbeda, maka para murid akan bingung dan mendapat hasil UN yang kurang maksimal.<br />
<br />
8. Ujian Nasional hanya mengujikan mata pelajaran yang rata-rata harus dikuasai siswa seperti matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan bahasa inggris. Bagaimana dengan kesenian. Negara ini tidak maju karena yang mereka hasilkan hanyalah tenaga kerja yang bersifat material, sedangkan SDM luar negeri lebih berkualitas materialnya sehingga menjadikan orang pribumi kita yang menguasai material menjadi pengangguran. <br />
9. Siswa pun bisa kalah sebelum bertanding karena stress yang tinggi memikirkan standar nilai yang harus dicapai yang bisa berakibat fatal.<br />
<br />
10. Satndar Nilainya pun cepat naik dari tahun ke tahun sehingga siswa susah untuk beradaptasi kepada standar nilai Ujian Nasional tersebut.<br />
Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch Ade Irawan. Mengatakan.<br />
Ade menilai alasan “sudah ada persiapan” untuk tetap melaksanakan ujian nasional tidak masuk akal. Seharusnya, kata dia, persiapan itu langsung dihentikan karena–selain melanggar hukum–memboroskan anggaran. Dia menilai sikap pemerintah ini merugikan siswa. Sebab, saat ini sejumlah siswa mulai mempersiapkan diri mengikuti ujian, di antaranya mulai membayar biaya ujian, mengikuti bimbingan belajar, maupun melakukan persiapan lainnya.<br />
Ade meminta pemerintah sebaiknya segera melakukan evaluasi dan mempersiapkan kebijakan baru dengan melibatkan publik, antara lain guru, murid, orang tua, kampus, dan pakar pendidikan.<br />
Dalam pandangan Ade, ada dua pilihan yang bisa diambil pemerintah. Pertama, mengembalikan seperti sebelumnya dengan menyelenggarakan Ebtanas, dan kelulusannya ditentukan pendidik. Kedua, diadakan ujian per satu atau beberapa kecamatan dengan standar ditentukan setiap daerah.<br />
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo meminta agar proses evaluasi kelulusan siswa dikembalikan ke guru dan sekolah di daerah masing-masing. “Karena gurulah yang tahu persis bagaimana prestasi para siswanya,” kata Sulistiyo kemarin. Namun, dia mengingatkan, langkah itu baru bisa dilakukan jika beberapa persiapan dan syarat dipenuhi. “Jangan sampai guru dan sistemnya tidak siap sehingga semakin kacau,” katanya.<br />
Anggota Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat, M.<br />
Hanif Dakhiri, meminta Menteri Pendidikan Nasional menjadikan putusan Mahkamah Agung ini sebagai titik tolak untuk mengevaluasi pelaksanaan ujian nasional. “Memang, dalam undang-undang, harus ada standardisasi, tapi tidak harus berbentuk ujian nasional. Bisa dalam bentuk ujian lokal,” ujarnya.<br />
<br />
<br />
firdaushttp://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360552892198649655.post-19044497191312110422010-11-12T21:51:00.000-08:002010-11-12T22:49:40.119-08:00REPROGRAFI NAMA : FIRDAUS<br />
NIM : 03080064<br />
M. KULIAH : REPROGRAFI <br />
<br />
GRAFIKA adalah segala cara mengungkapkan atau mengatakan sesuatu dengan perasaan, karangan, ide, pengalaman pengetahuan dengan grafi. <br />
<br />
A. Zaman prasejarah adalah zaman dimana orang-orang menulis dibatu-batu, kulit binatang, kulit kayu, pelepah kayu dan tulang-tulang bintang dengan cara memahat dan mengoreskan dengan grafi yang sekarang hanya terdapat di museum. Contohnya : candi <br />
<br />
B. Zaman sejarah adalah zaman dimana orang-arang pada masa itu menggunakan logam untuk dijadikan alat sebagai grafi yang telah digoreskan atau dituliskan dimedia. Zaman sejarah orang-orang masih menggunakan logam untuk berkomunikais dengan sesamanya karena belum ada mesin cetak. Contohnya : sapu tangan dan uang koin<br />
C. Zaman moderen adalah zaman dimana orang-orang sudah mengenal media cetak atau mesin cetak dan banyak mengenal teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi cakgih ( luar biasa ) tapi jangan salah mengunakan karena bias mengakibatkan kita terjerumus kedalam hal yang negatif . Dulu grafi dibuat dengan cara menulis dibatu-batu tapi sekarang sudah dikertas dan dicetak dengan mesin cetak. Contohnya : computer <br />
<br />
Teknologi cetak masa kini dapat digolongkn menjadi 4 golongan yaitu :<br />
<br />
1. Cetak tinggi adalah cetakan yang mana grafinya menonjol keatas atau cetakan tulisannya timbul biasanya didesain oleh orang – orang yang bias komputer. Contoh : kartu nama<br />
<br />
2. Cetak dalam adalah cetakan yang mana grafinya masuk kedalam media atau alat yang mau ditulis. Contoh : Batu nisan<br />
<br />
3. Cetak datar adalah cetakan yang mana permukaan grafinya sama rata atau sejajar ditukis dengan huruh latin atau arab. Contoh : kerta<br />
<br />
4. Cetak laser adalah cetakan yang dilakukan dengan menggunakan sinar tanpa film dan plat. Contoh : fotohttp://firdaus.blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/07151204313107268031noreply@blogger.com0