Selasa, 27 November 2012

PERPUSTAKAAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR DAN INFORMASI

PERPUSTAKAAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR DAN INFORMASI Memahami Hakikat Perpustakaan Jika kita memasuki suatu perpustakaan, yang pertama kita lihat adalah jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara rapi di rak buku, rak majalah, maupun rak-rak bahan pustaka lain. Bahan-bahan pustaka tersebut diatur menurut suatu system tertentu sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menemukan kembali bahan pustaka yang di perlukan. Pertanyaan yang timbul adalah apakah setiap jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara sistematis boleh disebut perpustakaan? Jadi, masih banyak orang yang mengasosiasikan perpustaakaan itu dengan buku-buku, sehingga setiap tumpukan buku pada tempat tertentu disebut perpustakaan. Maka dengan kata lain, apakah sebenarnya perpustakaan itu? Banyak batasan atau pengertian yang disampaikan tentang perpustakaan di antaranya dijelaskan berikut ini: Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ). Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan. Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti tercantum dalam Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Maka secara sederhana pengertian perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buka yang dapat dimamfaatkan oleh pemakai (guru/dosen, siswa/mahasiswa, dan masyarakat ) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. Jika dilihat dari pengertian tersebut, hakikat perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi masyarakat. Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa. Berangkat dari beberapa pengertian di atas, seringnya orang beranggapan dan membayangkan bahwa yang merupakan cirri utama sebuah perpustakaan ialah sekumpulan buku disebuah ruangan. Tentu saja pendapat ini ada benarnya, tetapi tidak mutlak benar. Sebab sebuah ruangan dengan sejumlah koleksi buku mungkin saja bukan perpustakaan, bias took buku, dan bias juga gudang buku. Ciri perpustakaan adalah mengelola sejumlah bahan pustaka. Bahan pustaka bukan hanya berupa buku-buku, tetapi juga berupa bukan buku (nonbook material) seperti majalah, surat kabar, brosur, micro film, peta, globe, gambar, dan banyak lain jenis pustaka. Jumlah bahan pustaka ini tergantung kebutuhannya yang didasarkan pada jumlah pemakainya. Bahan-bahan pustaka tersebut tidak hanya disusun dan disimpan, tetapi dikelola dengan sebaik-baiknya menurut aturan tertentu, seperti inventarisasi, Diklasifikasi menurut system klasifikasi tertentu, dibuatkan kartu katalog, label buku, kantong buku, kartu buku sehingga siap dipinjamkan kepada siapa saja yang ingin meminjam, khususnya anggota perpustakaan. Ciri utama sebuah perpustakaan ialah adanya unsur pemakai terhadap koleksi yang dimiliki. Jadi, perpustakaan bukanlah hanya sekedarkoleksi buku, bukaan sekedar”fosil ilmu pengetahuan”, melainkan sebuah koleksi buku yang berfungsi untuk dimanfaatkan. Agar koleksi tersebut dapat dimanfaatkan/digunakan secara efisien, maka koleksiitu harus diproses dan diurus. Terdapat kaitan yang erat antara perbukuan dan pembangunan. Melalui bacaan yang baik, manyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya, memperluas pandanganya, memperluas budi pekertinya dan mematangkan kebudayaannya. Jadi, sesungguhnya membaca telah merupakan kebutuhan dan keharusan dalam hidup modern. Firdaus, A.Md Alumni DIII Ilmu Perpustakaan

Rabu, 11 Mei 2011

arti kata-kata

pe.nge.lo.la.an
[n] (1) proses, cara, perbuatan mengelola; (2) proses melakukan kegiatan tertentu dng menggerakkan tenaga orang lain; (3) proses yg membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses yg memberikan pengawasan pd semua hal yg terlibat dl pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan




per.pus.ta.ka.an
[n] (1) tempat, gedung, ruang yg disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dsb; (2) koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yg disimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan


ki.ner.ja
[n] (1) sesuatu yg dicapai; (2) prestasi yg diperlihatkan; (3) kemampuan kerja (tt peralatan)


pe.ga.wai
[n] pekerja di kantor; karyawan

[n] (1) orang yg bekerja pd pemerintah (perusahaan, dsb): sekalian -- negeri bersumpah akan setia; (2) kl yg bekerja pd kerajaan: melihat ketangkasan Hang Tuah banyak -- yg kurang senang; (3) ki alat perkakas: menjadikan langit dan bumi tiada dng --; (4) Adm sekelompok orang yg bekerja sama membantu seorang direktur, ketua, dsb mengelola sesuatu: sekarang hebat kamu sudah punya perusahaan sendiri, berapa orang -- nya?


pe.ran
[n] (1) pemain sandiwara (film): -- utama; (2) tukang lawak pd permainan makyong; (3) perangkat tingkah yg diharapkan dimiliki oleh orang yg berkedudukan dl masyarakat

[n] balok yg menghubungkan tiang-tiang rumah di sebelah atas, tempat kasau-kasau bertumpu

Jumat, 25 Februari 2011

BIBLIOGRAFI

Ilmu Terapan

Abuddin nata. (2003). Manajemen pendidikan : mengatasi kelemahan pendidikan
islam Indonesia. Jakarta timur: prenada media.

Abdul mujib . (2006). kepribadiandalam psikologi islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

AG Subarsono. (2005). Analisis Kebijakan Publik, Teori, Konsep dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agus budi wibowo. (2007). Pasar dalam konsep masyarakat aceh. Banda Aceh.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Poivinsi NAD.

Agus dharma. (1995). Manajemen prestasi kerja. Jakartautara: Rajawali

Agus dharma. (2004). Manajemen supervisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Alatas. (2003). Korupsi : sifat, sebab dan fungsi. Jakarta : Media Pratama

Altier william . (2004). The tinking managemens tool box. Jakarta : Raja

Grafindo Persada


Ali Imron. (2002). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia, Proses Produk dan
Masa Depannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Allea louis A. (1990). Profesi manajemen. Jakarta : Erlangga

Andrews Kenneth r . (1992). Konsep strategis perusahaan. Jakarta pusat: Erlangga

Amin widjaja tunggal. (1998). Manajemen mutu terpadu. Jakarta: Rineka Cipta

Andi mappiare. (1996). Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.

Arni muhammad . (2005). Komunikasi organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Bagas pratama. (1997). Pedoman menulis surat lamaran kerja. Bandung :
Pustaka Setia

Bambang siwanto . (1992). Humas: hubungan masyarakat teori dan praktek.
Jakarta: Bumi Aksara

Bambang riyanto. (1999). dasar-dasar pembelajaran perubahan. yogyakarta :
BPFE yogyakarta

Basir barthos . (2000). Manajemen kearsipan : untuk lembaga negara, swasta, 7
perguruan tinggi. Jakarta : Bumi Aksara

Benyamin lakitan. 2007 . dasar-dasar fisikologi tumbuhan. Jakarta : raja grafindo

Bintaro tjokroamidjojo. (1974). Pengantar administrasi pembnagunan. Jakarta :
Pustaka LP3ES Indonesia

Busceme santi v & smith charlotte. (2004). 75 readings plus. New york.
Mc Graw Hill

Boedi wartono. (1994). Penyusutan dan pengamanan arsip vital dalam dalam
manajemen kearsipan . Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Clough ray W. (1997). Dinamika struktur jilid 1 . jakart : Erlangga

Deliar noer. (1980). Gerakan moder islam di indonesia 1990-1942. Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia

Djafaruddin. (2004). Dasar-dasar pengendalian penyakit tanaman. Jakarta : Bumi
Aksara

Didin hafidhuddin & hendri tanjung. (2006). Syariah principles on manegemens
in partice. Jakarta : Gema Insan

Fawcett james t. (1970). Psikologi dan kependudukan. Jakarta : Rajawali

Fauzan. (2005). Pokok-pokok hokum acara perdata peradilan agama dan
mahkamah syariah di Indonesia. Jakarta : Prenada Media

Fitri fausiah & julianti widuri . (2005). Psikologi abnormal klinis dewasa.
Jakarata: UI Press


Gibson james L. (1996). Manajemen. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Gibson james L. (1993). Organisasi : perilaku, struktur, proses jilid 2. yogyakarta:
Erlangga

Gibson james L. (1997). Organisasi : perilaku, struktur, proses jilid 1. yogyakarta:
Erlangga

Gie the liang. (1996). Administrasi perkantoran modern. Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta

Goldon Thomas . (1994). Kepemimpinan: teori dan pengelolaannya. Yogyakarta :
Kanisius

Goldbeng Alvin a & Larson carl A. (1975). Komunikasi kelompok. Jakarta :
UI Press

Greener stony. (1995). Kiat sukses public pelations . Jakarta : Bumi Aksara

Haming murdifin. 2007. Manajemen produksi moders: operasi manufaktur dan
jasa. Jakarta : Bumi Aksara

Hall doug. (2004). 3 metode canggih melejitkan kreativitas bisnis. Bandung :
Mizan pustaka

H.A. R. tilaar. (2004). Manajemen pendidikan nasional. Bandung : Remaja Rosda
Karya


H.A.R. Tilaar, (2002). Membenahi Pendidikan Nasional Jakarta: Rineka Cipta.

Hadiyanto, (2004). Mencari Sosok Desentralisasi Pengurusan Pendidikan di
Indonesia Jakarta: Rineka Cipta.


Hadari nawawi. (2003). Manajemen strategik. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press

Hersey. Paul . (1982). manajemen prilaku organisasi : pendayagunaan sumber
daya manusia . Jakarta . Erlangga


Hendricks William. (1992). Bagaimana mengelola konflik: petunjuk praktis
Untuk manajemen konflik yang efektif . Jakarta : Bumi Aksara

Hunger david & wheelen Thomas j. (2003) . manajemen strategis . Yogyakarta
Andi Yogyakarta

Hutapea roselyne. (1994). Korespondensi praktis perbangkan . jakarta : Rajawali
Pers

Ibnu syamsi .(1994). pokok-pokok organisasi dan manajemen. Jakarta:
Rineka Cipta

J. keating Charles. (1994). Kepemimpinan: teori dan pengembangannya.
Yogyakarta : Kanisius



Kartini kartono. (1991). Menyiapkan dan memandu karier. Jakarta : Rajawali Pers

Kartini kartono. (2003). Patologi sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Kertopati ton. (1984). Manajemen penerangan Jakarta: Bumi Aksara

Komaruddin. (1996). Pengadaan personalia . Jakarta: Raja Grafindo Prasada

Kotler Philip. (1984). Manajemen pemasaran . Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Kotler philip . 2002. Manajemen pemasaran edisi revisi. Jakarta: prenhallindo

Kiyosaki robert T. (2005). rich dad, poor dad . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Kiyosaki robert T. (2005). guede to becoming rich withhout cutting up your credit
cards . jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Lander gay P. (1976). What is sarbaves- oxley ? . Amerika : Mc Graw Hill

Lehningger. Albert L .(1982). dasar-dasar biokimia . Jakarta: Erlangga

Lembaga ketahanan nasional ( lemhannas ). (1996). Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Lili m sadeli. (2008). Dasar-dasar akutansi . Jakarta : Bumi Aksara

Mardiatmadja. (1992). Teknik memimpin rapat. Yogyakarta : Kanisius

Mardiasmo. (2005). Akutansi faktor publik. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Malvino hanapi gunawan. (1979). Prinsip-prinsip elektronik . Jakarta : Erlangga

Malayu S P hasibuan . (2005). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Bumi
Aksara

Manullang. (1964). Manajemeny personalia. Jakarta timur : Ghalia Indonesia


Mulyasa. (2005). Pedoman manajemen berbasis madrasah. Jakarta. Departemen
Agama RI

Murray sheila. (1991). Bagaimana mengorganisasi dan menyelenggarakan
Seminar. bandung : angkasa

Miftah T. (2005). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Press

Miftah thoha. (1983). Perilaku organisasi : konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta:
Raja Grafindo Persada

Miskell jane R & miskell vincent. (1994). Motivator at work. New york : Mirror
Press

Mulvane kieran. (2001). At the ends of the earth. London : Island Press

Muhammad ismail yusanto. (2003). Manajemen strategi perspektif syariah.
Jakarta selatan: khairul bayaan

Nur thahjadi. (1988). Salak: panduan praktis pemerhati salak. Yogyakarta :
Kanisius

Nur`aeni . (1997). Intervensi dini bagi anak bermasalah. Jakarta : Rineka Cipta

Oltver lianable. (2004). Designing strategic cost systems. Canada . Wiley

Page james D. (1978). Abnormal psychology. New york : Tata Mc Graw Hill

Parkinson C N & rustomji M K. (1989). Manajeme efektif : kunci mencapai hasil
yang terbaik. Semarang : Dahara Prize

Pearce evelyn c.(1993). anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta :
Gramedia

Pranowo hadi . (2004). Psikotes : untuk calon PNS dan karyawan perusahaan .
Yogyakarta : Kanisius

Prentis steve. (1985). Bioteknologi . Jakarta : Erlangga

Rijono yon. (2004). Dasar teknik tenaga listrik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Schermerhorn john R. (1997). Manajemen buku 2. yogyakarta : Andi

Scaddan brian. (2005). Sistem pengawatan dan pencarian kesalahan. Jakarta :
Erlangga

Sirozi M. (2005). Politik pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sofyan syafri harahap. (1997). Budgeting peranggaran perencanaan lengkap untuk
membantu manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sofyan syafri harahap. (2007). Teori akutansi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sofyan assauri. (2007). Manajemen pemasaran : dasar, konsep dan srategi . Jakarta :
Raja Grafindo Persada

Suyono sumargono. (2005) psikotes plus. Yogyakarta : Diva Press

Supranto johannes. (1998). Teknik pengambilan keputusan. Jakarta : Rineka Cipta

Slamet saksono. (1993). Administrasi kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius

Slamed daniel. (1997). Dasa-dasar meresensi buku. Jakarta : Grasindo

Syayadi prawirosentoso. (2007). Pengantar bisnis modern. Jakarta : bumi aksara


Tji ptono fandy. (2004). Prinsip-prinsip total quality service. Yogyakarta : Andi
Yogyakarta

Welsh james R & colorado state university. (1991). Dasar-dasar genetika dan
pemeliharaan tanamam. Jakarta : Erlangga

Winardi. (2007). Motivasi pemotivasian dalam manajemen. Jakarta : Raja
Grafindo Persada

Wisnu cahyadi. (2008). Bahan tambahan pangan. Jakarta : Bumi Aksara

Wyckoff jerry & unel Barbara c. (1997). Disiplin tampa teriakan pukulan. Jakarta
Barat : Bina Rupa Aksara

Wycoff joyce. (2005). Menjadi super kreatif : melalui metode pemetaan pikiran.
Bandung : Kaifa

Yusuf W. (2005). Metode Statistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Zakiah daradjat. (1969). Peranan agama dalam kesehatan mental. Jakarta : Took
Gunung Agung

Minggu, 30 Januari 2011

ENERGI PANAS BUMI

DEFINISI ENERGI PANAS BUMI.

Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi. Panas bumi adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi.

Panas Bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Untuk pemanfaatannya, perlu dilakukan kegiatan penambangan berupa eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke permukaan dalam wujud uap panas, air panas, atau campuran uap dan air serta unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi. Pada prinsipnya dalam kegiatan Panas Bumi yang ditambang adalah air panas dan uap air.

Pemanfaatan energi panas bumi relative ramah lingkungan karena unsur-unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak lingkungan atau berada dalam batas ketentuan yang berlaku. Panas Bumi merupakan sumber energi panas dengan ciri terbarukan karena proses pembentukannya terus-menerus sepanjang masa selama kondisi lingkungannya dapat terjaga keseimbangannya.
Emisi CO2, SO2, dan NO2 yang dihasilkan PLTP terhitung sangat rendah. PLTP juga tak mengakibatkan degradasi mutu lingkungan karena tidak ada penambangan di permukaan, tumpahan minyak, dan penggenangan habitat.


Pengertian Panas 
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi dapat berubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh salah satu bentuk energi adalah Panas. Manusia sangat membutuhkan panas seperti memasak nasi, menjemur pakaian, atau menyetrika pakaian. Perpindahan energi panas dapat terjadi di benda padat, cair maupun gas. Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu.
Panas atau sering disebut dengan kalor adalah salah satu bentuk energi. Benda-benda menjadi panas karena diberi energi. Perpindahan energi panas terjadi dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Satuan energi panas sama dengan satuan energi yang lain yaitu joule (j),atau satuan yang lain yang sering digunakan adalah kalori (kal).

Kesetaraan antara satuan joule dan kalori adalah sebagai berikut :

Jika dua benda dengan suhu berbeda disentuhkan, benda yang bersuhu tinggi akan mengalami penurunan suhu. Sebaliknya, benda yang bersuhu rendah akan mengalami kenaikan suhu. Pada akhirnya suhu benda sama. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan panas dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.
Panas secara alami tidak dapat berpindah dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi.Namun dengan bantuan alat khusus, panas dapat berpindah dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi. Sebagai contoh, perpindahan panas ruangan ber AC ke luar ruangan. Dengan bantuan AC, panas dari ruangan AC yang bersuhu lebih rendah diserap, kemudian dilepaskan di ruangan lain yang bersuhu lebih tinggi.


SUMBER ENERGI PANAS

Panas atau kalor yang berasal dari suatu benda dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber panas tersebut dapat berasal dari :
1.    Matahari



Matahari adalah sumber energi yang sangat besar.Reaksi yang terjadi di matahari adalah reaksi fusi, yaitu penggabungan inti-inti atom hidrogen membentuk inti-inti atom helium. Salah satu dampak reaksi fusi tersebut adalah panas. Energi panas yang sampai ke bumi adalah hanya sebagian kecil dari energi total yang dipancarkannya.
2.    Bahan Bakar



Energi panas dapat berasal dari bahan bakar, misalnya bahan bakar minyak bumi. Bahan bakar minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbaharui, bahan bakar tersebut dapat berupa minyak tanah, bensin, atau solar yang biasa digunakan sebagai pengisi bahan bakar pada kendaraan bermotor.
3.    Listrik



Listrik adalah salah satu sumber energi panas. Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dapat bersumber dari panas bumi, atau air.

Listrik yang digunakan di rumah dapat diubah menjadi energi panas, alat yang dapat merubah energi tersebut terdapat pada setrika listrik, pemanas air, atau microwave.
4.    Makanan

  

Makhluk hidup memerlukan makanan sebagai sumber energinya. Energi kimia yang terdapat dalam makanan dapat berubah bentuk menjadi energi panas. Hal tersebut dapat kita rasakan setelah kita mengkonsumsi makanan, tubuh kita terasa hangat.
5.    Gesekan

Gesekan dapat ditimbulkan oleh dua permukaan benda yang saling bersentuhan. Dampak dari adanya gesekan adalah terjadinya panas, besarnya energi panas yang timbul dapat bergantung dari tingkat kekasaran permukaan benda yang bergesekan, semakin kasar permukaan suatu benda maka semakin besar pula panas yang ditimbulkan.

Sebagai contoh pada zaman dahulu orang membuat api dengan cara menggesek-gesekan dua buah batu, gesekan pada batu menimbulkan panas. Contoh lain bahwa gesekan dapat menimbulkan panas adalah gesekan antara meteor yang jatuh ke bumi dengan lapisan atmosfir bumi, meteor akan terbakar karena gesekan antara keduanya .


Pengaruh Energi Panas
Perubahan Wujud Benda
1.    Panas Dapat Mengubah Wujud Benda
Jika suatu benda diberikan kalor, terjadi tiga perubahan, yaitu perubahan suhu benda, wujud benda, dan volume benda.
A.    Menguap dan mengembun

Menguap




Menguap adalah peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Pada saat menguap, benda memerlukan kalor. Pada saat menguap partikel-partikel yang ada di permukaan zat cair,meninggalkan zat cair tersebut, untuk dapat terjadi maka diperlukan energi panas yang cukup besar. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah saat menjemur pakaian kita memerlukan panas matahari untuk mempercepat penguapan air.






B.    Mengembun



Mengembun merupakan peristiwa penggabungan kembali partikel-partikel zat yang berada dalam wujud gas menjadi zat cair. Pada saat terjadi pengembunan terjadi pelepasan kalor sehingga suhu benda akan turun. Contoh peristiwa pengembunan adalah peristiwa terjadinya embun di pagi hari.
C.    Melebur dan Membeku

Melebur



Melebur adalah peristiwa perubahan dari benda padat ke cair. Untuk dapat berubah wujud dari padat ke cair, zat padat memerlukan panas. Panas yang dibutuhkan untuk meleburkan zat sebanding dengan massa zat dan bergantung pada jenis zat, semakin besar massa zat maka semakin besar pula panas yang dibutuhkan. Contoh melebur adalah es menjadi air apabila kita letakkan di atas meja. Untuk meleburkan es yang lebih besar membutuhkan panas yang lebih besar, dibandingkan meleburkan es yang kecil.


Membeku



Membeku adalah perubahan wujud dari cair ke padat. Proses membeku benda melepaskan panas. Pada saat membeku suhu benda tetap. Kalor yang dilepaskan tidak untuk menurunkan suhu zat. Panas itu dilepaskan untuk mengurangi kecepatan gerak zat cair agar berubah wujud menjadi zat padat. Contoh membeku adalah air yang berbentuk cair akan menjadi es yang berbentuk padat, atau lilin yang terbakar akan mencair dan kembali membeku.

Menyublim

Menyublim adalah perubahan dari bentuk padat ke bentuk gas, atau dari gas ke padat. Pada proses perubahan dari padat ke gas benda memerlukan panas, dan dari gas ke padat benda akan melepaskan panas. Contoh peristiwa menyublim dalam kehidupan sehari-hari adalah kapur barus atau kamper yang lama-kelamaan akan mengecil dan habis apabila kita masukkan ke dalam lemari pakaian kita, hal itu terjadi karena kamper atau kapur barus menerima panas dari lingkungan (baju).

2.    Panas dapat mengubah suhu benda
Secara umum apabila benda menerima panas suhu benda akan naik dan sebaliknya apabila melepaskan panas suhu benda akan turun. Sebagai contoh apabila kita memasak air, lambat laun air akan menjadi panas, hal tersebut menunjukkan bahwa panas yang diberikan ke benda akan merubah suhu benda menjadi lebih tinggi. Contoh lain bahwa panas dapat merubah suhu benda adalah apabila kita menyetrika, pakaian yang telah kita setrika apabila kita sentuh dengan tangan akan terasa hangat, hal tersebut menunjukkan bahwa panas dapat mengubah suhu benda.
3.    Panas dapat membuat benda memuai
Pengaruh energi panas terhadap benda adalah terjadinya pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda baik panjang, luas, atau volume.Pemuaian yang terjadi dapat merugikan dan menguntungkan bagi kita.
Contoh pemuaian yang merugikan adalah sambungan antar rel pada rel kereta api atau pemasangan kaca jendela dibuat celah, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya pemuaian pada siang hari, celah tersebut memberi ruang pada benda untuk memuai sehingga pada rel atau kaca tidak terjadi pembengkokan atau patahan. Bayangkan jika rel tersebut di pasang rapat hal ini dapat membahayakan kita sebagai penumpang.
Contoh Pemuaian yang menguntungkan terjadi pada penggunaan bimetal sebagai saklar, bimetal di gunakan di alarm pemadam kebakaran atau pada setrika listrik.

Rabu, 24 November 2010

Pelayanan Terbitan Berseri

“Sebuah Pengenalan :Pelayanan Terbitan Berseri:”

Firdaus

Pendahuluan
Pelayanan terbitan berseri (ada yang menyebut terbitan berkala) merupakan salah layanan yang “biasa” ada di dalam kesatuan Pelayanan Perpustakaan. Pelayanan ini merupakan bagian terintegrasi dalam sebuah sisten pelayanan perpustakaan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai pelayanan terbitan berseri berikut beberapa pengertian dari terbitan berseri dan atau terbitan berkala:
a.    Terbitan yang keluar dalam bagian secara berturut-turut dengan menggunakan nomor urut dan/atau secara kronologi, serta dimaksudkan untuk terbitan dalam waktu yang ditentukan. (Sulistyo-Basuki, 1991.)
b.    A Publication issued in successive parts, usually at regular intervals, and, as a rule, intended to be continued indefinitely. (ALA Glossary of Library and Information Science).
c.    A Publication (as newspaper, journal, yearbook, or bulletin) issued as one of a consecutively numbered and indefinitely continued series. (Evans, G. Edward, 2000.)
d.    Berdasarkan kata “periodicals” yang diartikan sebagai majalah, terbitan berkala, berisi banyak artikel yang ditulis beberapa orang, diterbitkan oleh lembaga, instansi, yayasan maupun perkumpulan yang membentuk susunan redaksi sebagai penanggungjawab penerbitan ini dan terbit dalam frekuensi tertentu seperti mingguan, bulanan, dwibulanan, triwulan maupun semesteran. (Lasa HS, 1990.)

Dari berbagai pengertian terbitan berkala dan atau berseri tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa layanan terbitan berseri/berkala merupakan layanan perpustakaan yang memberikan akses kepada terbitan yang diterbitkan secara kontinyu dan berkesinambungan dalam suatu masa tertertu dan dikelola oleh sebuah institusi, organisasi, atau kelompok tertentu. Terbitan/berkala yang dimaksudkan di dalam pengertian diatas termasuk di dalamnya terbitan non cetak yang berupa elektronik maupuan online digital.
Terbitan berkala/berseri mempunyai ciri/karakteristik yang membedakan dengan publikasi atau koleksi lain yakni (Lasa HS, 1994):
1.    Dalam satu kali terbit memuat beberapa tulisan yang ditulis oleh beberapa orang dengan topik dan gaya bahasa yang berbeda
2.    Artikel atau tulisan pada umumnya tidak terlalu panjang sebagaimana pada buku teks.
3.    Menyampaikan berita, peristiwa, penemuan dan ide baru atau sesuatu yang dianggap menarik perhatian masyarakat pada umumnya.
4.    Dikelola oleh sekelompok orang, yang kemudian membentuk perkumpulan, organisasi maupun susunan redaksi.
5.    Merupakan bentuk arsip ilmiah yang telah diketahui oleh masyarakat umum
6.    Terbit terus menerus dengan memiliki kala, waktu, frekuensi terbit tertentu.
Jenis Koleksi
Dilihat dari bentuk fisik, lembaga yang mengelola dan juga model isi dari terbitan, maka terbitan berseri/berkala ini dapat dibagi ke dalam beberapa jenis:
1.    Majalah. Dapat dibedakan menjadi berbagai macam jenis seperti ilmiah, popular, ilmiah popular, teknis, dan sekunder.
2.    Jurnal. Merupakan terbitan dalam bidang tertentu khususnya ilmiah yang diterbitkan oleh badan/lembaga/instansi/organisasi yang ingin mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya.
3.    Terbitan Berseri. Merupakan suatu terbitan yang diterbitan secara berseri yang dinyatakan dengan angka atau huruf. Bentuk terbitan ini dapat berupa buku, majalah atau prosiding.
4.    Buletin. Biasanya diterbitkan lembaga / badan tertentu untuk memberikan informasi kepada khalayak mengenai kegiatan/program atau pemikiran dari lembaga tersebut.
5.    Pamflet. Biasanya diterbitkan secara isidentil dalam satu lembaran informasi yang berisi pemberitahuan, pengumuman, maupun berita.
6.    Ringkasan, Sari Karangan, Abstrak. Merupakan inti dari sebuah artikel atau tulisan atau hasil penelitian yang biasanya dikumpulkan dan disusun secara sistematis berdasarkan bidang tertentu.
7.    Laporan Tahunan & Laporan Bersejarah. Diterbitkan tahunan yang biasanya berisi tentang perjalanan sebuah institusi/badan atau catatan peristiwa yang terjadi dalam satu tahun, dan biasanya terbatas dalam bidang tertentu.
8.    Surat Kabar, harian, Koran. Merupakan terbitan yang berupa lembaran-lembaran yang diterbitkan setiap hari, berisi berita, pengumuman, laporan, pemikiran yang actual, atau hal-hal yang perlu diketahui masyarakat secara cepat.
9.    Leaflet. Merupakan terbitan yang berisi informasi tertentu dan biasanya berupa lembaran yang dilipat menjadi dua atau tiga lipatan.
10.    Brosur. Merupakan terbitan atau karya cetak pendek yang diterbitkan dalam beberapa halaman saja sesuai dengan kebutuhan.
11.    Warta Singkat. Terbitan suatu instansi, lembaga pada waktu tertentu berisi berita maupun laporan kegiatan secara ringkas. Biasanya diterbitkan hanya dalam beberapa halaman saja.
Berbagai jenis terbitan tersebut kadangkala hanya beberapa saja yang “masuk” ke dalam layanan terbitan berseri/berkala di perpustakaan. Hal ini biasanya dikarenakan keterbatasan dari sumber daya yang ada di perpustakaan. Selain terbitan tercetak dari berbagai jenis yang telah disebutkan di atas, saat ini terbitan berseri/berkala juga telah banyak hadir dalam bentuk elektronik atau online digital. Perkembangan inilah yang semakin menyuburkan dan memperluas jangkauan layanan terbitan berkala/berseri. Hal ini karena dengan teknologi komputer dan internet, pengguna saat ini sudah cukup familiar dengan apa yang disebut dengan e-journal, e-database, portal, online newspaper, kliping elektronik, dan lain sebagainya yang dapat diakses dari manapun.
Bentuk Layanan
Pada kebanyakan layanan yang ada di perpustakaan saat ini, layanan terbitan berkala biasanya merupakan layanan yang cukup “terbatas” khususnya bagi koleksi cetak terutama dari segi aksesnya. Pengguna hanya dapat menggunakan koleksi yang ada untuk kemudian di baca di tempat. Akan tetapi, dengan teknogi informasi saat ini, koleksi dalam bentuk elektronik atau online digital sudah dapat diakses “tanpa batas” oleh pengguna tanpa harus dating ke perpustakaan. Beberapa bentuk layanan yang ada dalam sebuah layanan terbitan berkala adalah:
1.    Layanan Baca. Layanan ini “hanya” memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menggunakan koleksi yang ada di tempat saja. Ini yang banyak dilakukan oleh berbagai perpustakaan yang ada saat ini.
2.    Layanan Penelusuran / Temu kembali informasi. Layanan ini berupa penyediaan alat-alat temu kembali / penelusuran bagi koleksi yang ada di suatu layanan terbitan berkala/berseri, biasanya berupa katalog cetak maupun online.
3.    Layanan Informasi Terpilih. Layanan ini biasanya disediakan dengan menyajikan informasi-informasi terpilih yang dapat diakses oleh pengguna untuk menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Perpustakaan dalam hal ini menyajikan koleksi ataupun informasi sekunder yang akan membawa pengguna kepada informasi utama, contohnya adalah indeks majalah, indeks artikel terpilih, indeks surat kabar bidang tertentu, dan artikel-artikel yang terpilih dan diperbarui setiap saat.
4.    Layanan Informasi Cepat. Layanan ini dikhususkan untuk menyajikan informasi koleksi / artikel terbaru dari sebuah koleksi secara cepat. Tujuan layanan ini adalah memberikan informasi cepat atau segera kepada pengguna mengenai isi sebuah koleksi yang baru saja diterima.
5.    Layanan koleksi elektronik dan online digital. Tidak semua perpustakaan memberikan layanan ini. Namun perkembangan saat ini sudah semakin baik dengan terlihat semakin banyaknya perpustakaan yang memanfaatkan koleksi terbitan berkala dalam bentuk elektronik dan juga online digital. Layanan ini disajikan dengan memberikan fasilitas akses ke dalam sumber elektronik baik yang disediakan melalui media Floppy Disk, Compact-Disk, Digital Video Disc maupun online. Pengelola dapat menyediakan fasilitas komputer yang terhubung ke dalam server sumber-sumber elektronik. Selain itu pengelola dapat menyediakan sebuah website atau alamat URL yang dapat diakses oleh pengguna dimanapun dan kapanpun.  Layanan ini salah satu layanan yang “tidak berbatas”.
6.    Layanan bimbingan / bantuan. Layanan ini merupakan layanan tambahan yang tidak semua perpustakaan memperlakukannya. Layanan ini memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mendapatkan bimbingan dari “pustakawan khusus” yang dapat membantu pengguna dalam menemukan sumber-sumber informasi yang relevan baginya terutama hubungannya dengan sebuah penelitian, studi kasus, dan kegiatan ilmiah lainnya. Layanan ini banyak diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi.
Kendala & Permasalahan
Layanan terbitan berseri/berkala memerlukan penanganan yang serius mengingat koleksi ini sering dimanfaatkan oleh pengguna dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal lain adalah karena informasi yang terkandung di dalamnya berkembang secara cepat sesuai dengan perkembangan waktu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah koleksi-koleksi terbitan berseri/berkala adalah koleksi yang lebih muktahir dari koleksi lain berbentuk buku. Namun pada kenyataannya ternyata layanan terbitan berkala sering “kalah” ramai dan berkembang dibandingkan dengan layanan lainnya di perpustakaan, seperti layanan sirkulasi buku misalnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya kendala dan permasalahan dalam layanan terbitan berseri/berkala ini? Berikut adalah beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai kendala dan permasalahan bagi pengguna dan juga perpustakaan dalam rangka pemanfaatkan sumber yang ada di layanan terbitan berseri/berkala:
1.    Dari sisi perpustakaan
    Perpustakaan sering menghadapi kendala dalam kontinyuitas berlangganan terbitan berseri/berkala yang  ada karena permasalahan biaya berlangganan yang tinggi, jarak yang jauh dari penerbit, cara pembayaran  yang tidak diketahui, kurangnya informasi, tidak teraturnya masa terbit dan masalah-masalah teknis lainnya.
    Kurangnya tenaga ahli dalam bidang-bidang tertentu pada layanan ini sehingga kurang efektifnya pemanfaatan koleksi yang ada. Misalnya masih terlihat banyaknya artikel atau isi dari koleksi berseri/terbitan berkala yang mudah ditemukan oleh pengguna. Sehingga banyak pengguna perpustakaan merasa kesulitan dalam menemukan informasi yang relevan.
2.    Dari sisi pengguna
    Kurangnya pengetahuan pengguna dalam mendapatkan informasi yang sesuai dan relevan
    Kurangnya informasi yang tepat bagi pengguna menyangkut koleksi yang ada dan cara mendapatkannya
    Keterpaksaan penggunaan koleksi ini karena tuntutan penyelesaian tugas akhir saja menyebabkan minat terhadap koleksi ini hanya pada waktu tertentu.
    Kurangnya alat telusur yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna seperti katalog cetak, indeks artikel, katalog online, komputer sumber elektronik, dan lain-lain.
Penutup
Koleksi terbitan berseri/berkala merupakan koleksi yang mempunyai kedudukan penting dalam perpustakaan. Koleksi ini membantu di dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat berfungsi sebagai sumber informasi.
Hal penting lainnya adalah terbitan berseri/berkala ini merupakan sarana komunikasi  muktahir bagi pengguna perpustakaan. Untuk itu maka perlu penanganan serius dan inovasi-inovasi yang dilakukan secara terus menerus sehingga kandungan informasi yang terdapat dalam terbitan berseri/berkala ini dapat dimanfaatkan secara baik dan tidak terbuang percuma. Hal ini juga mengingat “cost” yang tinggi yang harus dikeluarkan oleh perpustakaan atau lembaga yang menaunginya dalam mengadakan dan menyediakan koleksi terbitan berseri/berkala ini.
Adalah merupakan “pekerjaan rumah” bagi pengelola perpustakaan untuk terus memberikan yang terbaik bagi pemanfaatan koleksi terbitan berseri/berkala melalui layanan terbitan berseri/berkala yang inovatif dan berkelanjutan.

Daftar Pustaka
Lasa HS. 1990. Kamus Istilah Perpustakaan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Lasa HS. 1994. Pengelolaan Terbitan Berkala. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sulisyto-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sabtu, 13 November 2010

Bibliografi dan Manfaatnya

Pengertian Bibliografi dan Manfaatnya
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti
buku dan Graphein: yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti
penulisan buku.Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.


Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya
a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid
buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,
atau surat kabar, tanggal dan tahun.

Penyusunan Bibliografi
a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan
abjad.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi
kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan
garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak
antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok
harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.


Jenis-Jenis Bibliografi
Jenis bibliografi yang dihasilkan dalam pembuatan publikasi sekunder akan tergantung pada jenis pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar yang berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar tersebut dapat dinamakan daftar katalog. Sementara jika daftar yang disusun berdasarkan judul artikel suatu majalah, maka daftar tersebut dapat disebut daftar isi.
Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi:
• Bibliogrfi deskriptif:
Yaitu bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran fisik
yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau majalah, judul
artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta kata kunci dan abstrak
yang tertulis.
• Bibliografi evaluatif:
Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka.
Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau
artikel.

Cakupan Bibliografi
Dari segi cakupanya, bibliografi dapat dibagi menjadi:
• Bibliografi retrospektif :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka yang telah diterbitkan pada jaman
yang lampau. Misalnya “Bibliografi sejarah perang Dipenogoro”
• Bibliografi terkini/current :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan yang sedang atau masih terbit saat ini.
Contohnya Ulrich’s International Periodicals Directory.
• Bibliografi selektif :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu.
Misalnya “Buku bacaan terpilih untuk anak usia pra sekolah”.
• Bibliografi subjek :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang ilmu dan
subjek tertentu. Misalnya “Bibliografi khusus ternak kelinci”.
• Biliografi nasional :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan suatu negara atau daerah regional
tertentu. Contohnya “Bibliografi Nasional Indonesia”.
Penentuan cakupan/topik suatu bibliografi ditentukan berdasarkan berbagai
pertimbangan antara lain :
• Permintaan pengguna
• Topik yang sedang berkembang atau yang banyak diperlukan saat itu
• Dokumentasi koleksi yang dimiliki
• Mandat instansi

Bagian-bagian Bibliografi
Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :

 Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan
 Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan
korporasi
 Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi
tersebut berada.
 Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun
terbit
 Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.
 Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak
 Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number,
perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya


Manfaat Bibliografi
Pencatatan informasi mengenai koleksi perpustakaan dalam bentuk bibliografi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain:
Jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkat bentuk dan bidang kajiannya
Kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat
jumlahnya
Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan
tepat

Oleh karena itu penyusunan suatu daftar bibliografi mempunyai fungsi utama untuk membantu pemakai mencari dan menelusuri informasi tertentu. Fungsi lain dari bibliografi adalah sebagai bagian dari jasa pelayanan perpustakaan kepada pemakai. Dengan menerbitkan suatu bibliografi, pustakawan dapat menawarkan koleksinya kepada pemakai tanpa harus mengeluarkan seluruh koleksi yang dimilikinya, serta dapat menjangkau pengguna yang tinggal jauh dari perpustakaan.
Dengan demikian maka, bibliografi dapat digunakan sebagai:
Bahan rujukan terhadap koleksi perpustakaan
 Daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan
 Daftar informasi bahan pustaka mengenai suatu bidang kajian tertentu, dan
sebagainya.